2023, Ponpes Sabilun Najah Wisuda 29 Santri Lansia

0

Jogja –  Pondok Pesantren Sabilun Najah yang terletak di dusun Temuwuh kidul Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta kembali mewisuda sejumlah santrinya. 

Wisuda digelar sebagai bukti kelulusan atau keberhasilan para santri dalam mempelajari ilmu agama Islam mulai dari mengenal tata cara sholat, membaca Al Qur’an dan sebagainya. 

Dalam kegiatan Wisuda Santri angkatan ke 4 ini, terdapat sebanyak 29 orang lansia yang mengikuti prosesi wisuda. Terdiri dari sebanyak 28 orang lansia perempuan dan 1 orang lansia laki-laki. 

Mayoritas santri tersebut berusia antara 65 hingga 80 tahun. Pada wisuda periode ke 4 ini, santri dengan usia tertua disandang oleh seorang lansia bernama Mbah Darmo atau Mbah Bonikem dengan usia 85 tahun. 

Sebagai bentuk apresiasi atas kegigihannya dalam menuntut ilmu agama, pihak Ponpes Sabilun Najah pun memberikan hadiah kejutan kepada santri tertua tersebut, berupa umrah gratis ke Tanah Suci. 

Pengasuh Ponpes Sabilun Najah, H Joko Wahono SPd MAP, mengaku terharu sekaligus bangga terhadap sejumlah santri lansia yang berhasil menyelesaikan pendidikan agama di ponpesnya. 

Bagaimana tidak, di usia yang tak lagi muda, serta dengan kondisi fisik serta kemampuan belajar yang terbatas, mereka tetap antusias serta bersemangat untuk mempelajari agama. 

“Mayoritas santri lansia disini merupakan warga sekitar, yang sehari-hari bekerja sebagai petani, seperti berkebun atau berladang. Meski sudah tua, namun mereka tetap bersemangat datang ke sini, bahkan hingga bersepeda sejauh 2 kilometer saat malam hari,” katanya. 

Joko mengakui mengajar santri lansia memang tak semudah mengajar santri anak-anak atau remaja. Hal itu dikarenakan keterbatasan mereka dalam hal mencerna dan menghafal setiap pelajaran yang diterima. 

“Untuk pelajaran membaca Al Qur’an disini kita menggunakan berbagai metode, mulai dari Iqro, Tsaqifa, Ummi hingga metode Tilawati. Biasanya santri lansia akan mulai belajar pukul 16.30 hingga selepas shalat Isya. Selain baca Qur’an, mereka juga belajar bacaan sholat, hafalan doa, surat pendek, hingga mengikuti kajian,” katanya.

Berdiri tahun 2007 silam, Ponpes Sabilun Najah awalnya memang hanya kumpulan pengajian biasa. Namun, seiring berjalan waktu semakin banyak warga sekitar yang berdatangan untuk belajar mengaji.

Saat terjadi pandemi Covid-19, semakin banyak warga sekitar, khususnya lansia berdatangan untuk belajar agama di ponpes ini. Sejak itulah, Ponpes Sabilun Najah akhirnya merancang program khusus pembelajaran Al Qur’an untuk para santri lansia.

Sejak berdiri hingga sekarang, santri lansia di Ponpes Sabilunnajah rata-rata berjumlah sekitar 30-35 orang lansia setiap tahunnya. 

“Kita hanya ingin membantu para lansia agar memiliki bekal agama. Karena sampai saat ini masih banyak lansia yang tidak memiliki bekal agama. Karena itulah kita berupaya membimbing para santri lansia ini agar dapat menjemput khusnul khotimah,” katanya. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here