Guru Bahasa Jawa SMAN 1 Pajangan Ikuti Pameran Wayang di Bandara YIA

0

JOGJA – Lutfianto atau yang biasa dikenal dengan nama panggung Ki Lutfi Caritagama seorang guru bahasa Jawa SMAN1 Pajangan Bantul Yogyakarta mengikuti pameran wayang di bandara YIA. Ia mengikutkan Wayang Kekayon Khalifah hasil reproduksi budaya wayangnya yang ia rancang sejak tahun 2014 selepas mengikuti kongres wayang ke dua tahun 2013 di PKKH UGM. 

Ki Lutfi dalam seremonial pembukaan pameran membacakan kidung terjemahan Al-Quran surat Ali-Imron ayat 104 dengan tembang Pangkur. Setelah membuka pameran, bupati Purworejo Agus Bastian SE MM menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi pada gelaran event pameran ini termasuk pada wayang Kekayon Khalifah. 

Terlihat bupati beserta sang maestro Nasirun yang juga ikut mengambil bagian dalam pameran ini bareng rombongan mengunjungi pameran, melihat satu persatu karya yang dipajang dengan didampingi senimannya.Ketika di depan simpingan wayang Kekayon Khalifah, Ki Lutfi Caritagama menjelaskan kepada bupati beserta rombongan. 

“Kalau untuk bupati, tokoh mana yang pas kira-kira yang Mas?” Nasirun sang maestro memberikan pertanyaan kepada Ki Lutfi. Maka Ki Lutfi kemudian mengambil paraga Abu Bakar sebagai salah seorang Khulafaurasyidin dan menyempatkan foto bersama pak bupati. 

Dalam kesempatan tersebut, bupati Agus Bastian didampingi Stakeholder Relation Manager Angkasa Pura 1 Ike Yutiane Purwanita, Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Agung Wibowo, AP, MM, Kepala Dinas KUKMP Gatot Suprapto, SH, Kepala Dinas LH Al Bambang Setyawan, S.Sos, Kabag Humas dan Protokol Rita Purnama, SSTP MM, pengurus Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia juga memberikan apresiasi kepada DINI Media Pro yang telah bekerjasa sama dengan PT Angkasa Pura I menggelar Pameran Karya Seni Rupa Wayang dan Cerita-Cerita Lainnya di bandara Yogyakarta International Airport (YIA) yang akan berlangsung dari tanggal 16 Oktober 2021 sampai dengan 15 November 2021 dengan mengambil tema Kita Adalah Wayang. 

Gelaran ini mengambil tema Kita Adalah Wayang sebagai even menyambut hari wayang internasional tanggal 7 NovemberKidung Pangkur sendiri mempunyai filosofi keindahan makna dari kata “mungkur” yang berarti mundur. 
Secara makna konotatifnya adalah mundur dari gemerlapnya kehidupan dunia serta lebih mengutamakan kehidupan akherat dengan cara mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa. Adapun sifat tembang Pangkur adalah tegas namun juga ramah, yaitu tegas dalam mengingatkan kepada sesama manusia dengan hikmah atau kebaikan. Ada nasehat yang tersurat di dalam syairnya. Ada ajakan untuk berbuat baik mesti harus ada dalam setiap baitnya. Sehingga dapat menjadikan manusia lebih mulia dan bermartabat.

Adapun teks kidung Pangkur pada gelaran wayang ini adalah sebagai berikut: 

Prayogane ana sirapadha nuntun marang bebêcik ikipadha akon gawe ayulaku panggawe tataapadene nyêgaha panggawe satruwong kang mangkono ikatêtêp padha bêgja mukti

artinya: Hendaklah ada di antara kamu yang menyeru kepada kebajikanmenyuruh berbuat yang makrufbertindak-tanduk sesuai dengan aturanjuga mencegah dari yang mungkarorang yang seperti itutetap mendapatkan keberuntungan

Dengan adanya kidung Pangkur tersebut, estetika tembang macapat tetap akan bisa dinikmati di era milenial. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here