KemeriahanTradisi Nyadran Padukuhan Kauman

0

Jogja – Delapan buah gunungan serta sejumlah jodhang berisi hasil bumi serta makanan tradisional turut diarak warga dalam acara tradisi Sadranan, di Padukuhan Kauman, Selomartani, Kalasan Sleman, Rabu (06/03/2024) siang. 

Sejumlah gunungan serta jodhang yang berasal dari 8 kampung itu diarak melewati makam Kauman menuju lapangan padukuhan oleh ratusan warga. Selain gunungan dan jodhang, sejumlah warga dengan mengenakan atribut busana Jawa juga turut mengiringi kirab budaya tersebut dengan dikawal prajurid bregodo Pulesari.

Ketua Penyelenggara Tradisi Nyadran makam Kauman, Wasiman, mengatakan selain kirab, tradisi Nyadran di Padukuhan Kauman, juga diisi dengan acara doa tahlil bersama yang diikuti seluruh warga. Selain itu juga tradisi nyekar atau ziarah ke makam Kauman yang menjadi makam bersama 8 kampung di Padukuhan Kauman. 

Rutin digelar setiap tahun yakni pada saat bulan Ruwah, tradisi Nyadran ini dilakukannya sebagai upaya melestarikan tradisi budaya warisan leluhur. Yakni untuk mengingat dan mendoakan arwah leluhur sekaligus mengingatkan akan datangnya kematian. 

“Seluruh kegiatan ini dilakukan oleh seluruh warga secara swadaya, baik yang beragama Islam, Nasrani, Hindu maupun Budha. Karena di Padukuhan Kauman ini terdapat warga dengan berbagai latar belakang agama. Semua saling guyup rukun dengan baik,” katanya.

Sementara itu, Kamituo Selomartani, Maryana, mengatakan tradisi Sadranan berasal dari kata Sada yang berarti mulia. Lewat tradisi inilah warga diajak untuk mengingat para leluhur serta mengirimkan suatu hal mulia. Salah satunya doa serta amal kebaikan. Selain itu dengan tradisi Sadranan atau Nyadran ini setiap warga diajak untuk mengingat kematian agar bisa menjalani kehidupan dengan lebih baik.

“Selain itu tradisi Nyadran ini juga mengajarkan kerukunan silaturahmi tolong menolong antar seluruh warga. Karena itulah tradisi adiluhung yang tidak ditemukan di belahan dunia lain, ini harus terus dilestarisan,” katanya. 

Setelah dikumpulkan di lapangan padukuhan Kauman, seluruh gunungan serta jodhang sendiri lalu didoakan bersam oleh seluruh warga dengan dipimpinnya tetua adat setempat. Selanjutnya warga akan memperebutkan seluruh gunungan tersebut, untuk kemudian dimakan dan dinikmati bersama-sama. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here