
LINGKARJOGJA, Karanganyar – Mentari Sehat Indonesia (MSI) terus menabuh perang terhadap penyakit TBC di Karanganyar.
Hal ini mengingat laporan Global TB Report 2023, Indonesia menduduki peringkat kedua beban TBC setelah India. Adanya kasus yang belum
ternotifikasi dan belum terdeteksi maupun belum terlaporkan menjadi PR (pekerjaan rumah) tersendiri.
Sebab, jumlah kasus TBC yang belum ditemukan tersebut akan menjadi sumber penularan TBC di masyarakat. Koordinasi dan kerjasama antara Puskesmas, dan Dinas Kesehatan level Kabupaten/Kota, komunitas dan pemangku kepentingan kecamatan menjadi sangat penting dilakukan.
“Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan program baik investigasi kontak maupun penemuan kasus baru di tengah masyarakat melalui community outreach, maka diperlukan pertemuan koordinasi dengan steakholder terkait. Koordinasi ini juga untuk menekan angka pasien mangkir,” ujar Ketua MSI Ketua MSI Shubuha Pilar Naredia saat rakor di Haikal Cofie, Karanganyar, Rabu (7/2/2024).
Rakor antar komunitas ini sekaligus sebagai harmonisasi dan sinergi program antara Tim SSR/IU komunitas , koordinator kader komunitas, MK dan Ps
TBC RO, Puskesmas, RS PMDT dan Dinas Kesehatan dan pemangku kepentingan di tingkat kecamatan terhadap penemuan kasus TBC, pendampingan pasien TBC SO dan TBC RO.
“Bisa dibilang, Rakor ini sebagai kik off nya MSI selama 2024 hingga 2026 mendatang. Program apa saja yang akan MSI lakukan dapat di susun dan dijabarkan secara gamblang di sini,” ungkapnya.
Peserta Rakor ini meliputi SSR/IU, Perwakilan Dinas Kesehatan Kab/Kota, Perwakilan Puskesmas, Perwakilan Kader komunitas, Koordinator Kader, Perwakilan MK TBC RO, Perwakilan RSUD (perwakilan dari RS yang mempunyai indeks kasus).
“Adapun output kegiatan ini adalah adanya laporan naratif hasil pertemuan koordinasi antara pelaksana program TBC Penabulu-STPI, Puskesmas, RS PMDT, dan pemangku kepentingan kecamatan. Selain itu, adanya strategi dan rencana tindak lanjut bersama Dinas Kesehatan, pemangku kepentingan
kecamatan, Puskesmas, SSR/IU, Koordinator Kader dan Manajer Kasus,” tandasnya.
Manajer Kasus MSI Karanganyar Efitya Fitria Istifarin menambahkan, rakor komunitas tingkat kabupaten/kota ini sebagai upaya kembali memberikan support kepada kader yang selama ini telah berkerja dengan maksimal.
Dalam kesempatan ini, MSI juga memberikan p penghargaan terhadap kader maupun koordinator kader yang berprestasi. “Kami berikan penghargaan kepada para kader. Seperti penghargaan MSI Award yang tahun ini jatuh kepada Ibu Sulardi dari Karangpandan, Best Kader MSI serta Best Campion MSI 2023,” imbuh perempuan yang akrab disapa Effy tersebut.
Rakor tingkat komunitas ini diakhiri dengan penandatangan komitmen bersama untuk menanggulangi dan mencegah TBC di Karanganyar. Penandatangan ini diikuti seluruh peserta rakor, termasuk dari perwakilan media di Karanganyar. (rjl)