
JOGJA — Polda DIY melalui Direktorat Intelejen dan Keamanan (Ditintelkam) kembali menggelar kegiatan pembagian bantuan sembako bagi warga masyarakat terdampak Covid-19 di wilayah Yogyakarta. Hal ini dilakukan menyusul keputusan Pemerintah DIY yang memperpanjang masa tanggap darurat Covid-19 hingga 30 Juni 2020 mendatang.
Kali ini bantuan diberikan kepada mahasiswa asal Maluku yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Maluku (Ikapemaku) DIY. Secara simbolis, sebanyak 100 bantuan sembako diserahkan Kepala Seksi Keamanan Negara Ditintelkam Polda DIY, Kompol Riyanto, kepada Ketua Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Maluku (Ikapemaku) DIY, Prof Eduardus Tandelilin, di Yogyakarta, Kamis (28/05/2020).
Kompol Riyanto mengatakan bantuan sembako berupa beras ini diberikan sebagai bentuk kepedulian Polda DIY kepada masyarakat di wilayah Yogyakarta, khususnya mereka yang terdampak Covid-19. Bantuan telah diberikan sejak April lalu ke berbagai kelompok masyarakat mulai dari warga miskin, warga korban PHK, kelompok suporter, petani, mantan narapidana teroris hingga mahasiswa luar daerah dsb.

“Beberapa waktu lalu kita sudah berikan bantuan semacam ini ke sejumlah mahasiswa Papua. Sedangkan untuk hari ini bantuan kita berikan kepada para mahasiswa Maluku. Pemberian bantuan pada mahasiswa luar daerah di DIY kita lakukan karena banyak diantara mereka yang terdampak Covid-19. Sebab mereka jauh dari orang tua dan tidak bisa pulang ke kampung halaman. Semoga bisa membantu meringankan beban,” ujarnya.
Ketua Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Maluku (Ikapemaku) DIY, Prof Dr Eduardus Tandelilin sendiri mengaku sangat berterima kasih kepada jajaran Ditintelkam Polda DIY atas bantuan yang diberikan. Ia menyebut perhatian dan kepedulian Polda DIY dalam bentuk pemberian bantuan sembako ini akan sangat membantu dan berguna para mahasiswa Maluku yang berada di Yogyakarta.
Pasalnya sebanyak kurang lebih 2000 mahasiswa asal Maluku diketahui ‘terjebak’ di wilayah Daerah lstimewa Yogyakarta (DIY) di tengah pandemi Covid-19 sejak sekitar dua bulan lalu. Dari jumlah itu, sekitar 190 diantaranya diketahui mengalami kesulitan ekonomi akibat terdampak Virus Corona.

“Kita memang belum memiliki data pasti berapa jumlah warga Maluku yang ada di Yogyakarta. Namun perkiraan ada sekitar 2000 orang baik pelajar maupun mahasiswa dari 11 kabupaten/kota di Maluku yang tinggal di Jogja. Termasuk mantan mahasiswa yang kini bekerja dan menetap di Jogja,” ungkapnya.
Sebagian warga Maluku tersebut dikatakan mengalami kesulitan ekonomi karena terdampak Covid-19. Baik itu karena jauh dari orang tua, tak bisa pulang ke kampung halaman, ataupun kesulitan/tidak lagi mendapatkan penghasilan setelah di PHK dari pekerjaannya.
“Sejak April lalu, semua tak bisa pulang kampung karena tidak ada transportasi. Untuk keluar Jogja sulit, masuk Ambon juga dibatasi. Karena semua ditutup. Bahkan kemarin ada keluarga yang meninggal pun, kita tetap tidak bisa pulang,” ujarnya
