Polda DIY Salurkan Bantuan Alkes ke Ponpes Pandanaran

0

JOGJA — Jajaran Polda DIY kembali melakukan kegiatan silaturahmi sekaligus penyaluran bantuan sembako dan alat kesehatan kepada kelompok masyarakat yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada hari Minggu (07/02/2021) jajaran Polda DIY melakukan kegiatan tersebut di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Ngaglik, Sleman pada Minggu (7/02). Mereka langsung diterima oleh pengasuh ponpes, KH. Mu’tasim Billah didampingi Gus Azka Sa’bana.

Kanit C Subdit IV Dit Intelkam Polda DIY, Kompol Harijanto, mengatakan pihaknya menyalurkan bantuan alat kesehatan berupa masker dan hand sanitizer. Bantuan ini diberikan dalam rangka ikut serta mendukung program pemerintah untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kunjungannya ke Ponpes Sunan Pandanaran tersebut juga terkait dengan Program Prioritas Polri, yaitu dalam hal mencegah tersebarnya paham radikalisme, intoleransi dan terorisme.

“Selain ikut berpartisipasi memberikan bantuan alat kesehatan dan sembako, sebaliknya kami pun juga senantiasa meminta bantuan kepada kiai, pengasuh pondok pesantren atau guru-guru agar selalu mengingatkan kepada para santri untuk menghindari paham-paham yang berbau radikal, intoleransi dan terorisme,” jelasnya.

Sementara itu, mewakili Ponpes Sunan Pandanaran, Gus Azka Sa’ban, sangat mengapresiasi atas bantuan yang diberikan oleh Polda DIY.

“Kami mengucapkan terima kasih sekali kepada Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, yang senantiasa memberikan dukungan moral dan kali ini berupa bantuan sembako serta alat kesehatan yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi para santri,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan bahwa seluruh kegiatan di ponpesnya selama masa pandemi ini full internal.

“Selama masa pandemi tidak ada aktivitas keluar masuk. Hal ini kami terapkan untuk para guru dan orang luar, kecuali jika darurat misalnya untuk keperluan konsumsi atau bahan makanan pokok para santri, dan kebutuhan mendesak terkait kesehatan seperti dokter serta obat-obatan,” tambahnya.

Menurutnya, dampak yang sangat terasa bagi para santri adalah soal psikis, misalnya perasaan rindu ingin bertemu dengan orangtuanya dan rindu dengan aktivitas belajar seperti biasanya.

“Dari 4000-an santri semua sudah kembali. Potokol kesehatan dan program darurat Covid-19 sampai saat ini masih kami berlakukan,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here