Prihatin Kondisi Wartawan Senior Karanganyar, Anggota DPR RI Ajak Kepedulian Bersama

0
Caption : Anggota Komisi VIII DPR Paryono didampingi perwakilan FJK menjenguk dan memberi bantuan kepada wartawan Senior Suti Hapsoro yang kondisi kesehatannya menurun.

Karanganyar – Ada pemandangan yang berbeda disalah satu rumah di Perumahan Jaten Indah, Kecamatan Jaten, Karanganyar. Tak seperti hari-hari biasanya, rumah di jalan Wijaya Kusuma no 11 A yang biasanya sepi, hari ini ramai kedatangan tamu.

Ya, ini adalah rombongan Forum Jurnalis Karanganyar (FJK) yang kebetulan bersama-sama mengantarkan salah satu Anggota DPR RI, Paryono menjenguk salah satu Wartawan Senior di Karanganyar yang sudah beberapa tahun terakhir kondisi kesehatannya menurun sehingga tidak bisa lagi eksis hunting berita seperti sedia kala.

Ia adalah Suti Hapsoro, eks wartawan Wawasan yang sudah puluhan tahun mengabdikan diri sebagai juru tulis di wilayah Solo Raya. Sejak kondisi kesehatan menurun dan drop, ia hanya tinggal di rumah kontrakan bersama dua anaknya.

Sehari-hari, sosok yang akrab dipanggil Mas Suti ini mengandalkan hidupnya dari anak bungsunya yang belum lama ini sudah bekerja di salah satu pabrik yang tak jauh dari kontrakannya. Sementara, putra ragilnya, saat ini masih mengeyam pendidikan kelas X di salah satu sekolah di Karanganyar.

Kondisi Mas Suti bisa dikatangan cukup memprihatinkan, sejak kesehatannya yang menurun, ia kesulitan untuk bisa mengais rejeki. Untuk sekedar berjalan saja, ia harus memaksakan diri dan tertatih-tatih. Sementara, jika tidak keluar rumah, ia juga tidak mendapatkan penghasilan.

Saat ini, kondisinya juga semakin menurun. Untuk sekedar berjalan kaki Ia kesulitan. Mendengar kabar dari salah satu wartawan Senior di Karanganyar, mantan Wakil Bupati Karanganyar ini kaget dan meluangkan waktu untuk menjenguknya.

“Saya kaget mendengar kabar dari wartawan senior di Karanganyar sekaligus sahabat saya. Sudah lama sekali mengenal dia, bahkan sebelum menjadi politisi di DPRD Karanganyar, ” ujar Paryono kepada awak media, Jumat (17/12/2021).

Politisi PDIP ini sangat terharu melihat kondisi salah satu rekan media dan juga sohibnya tersebut. Terlebih melihat kondisi keluarga dan rumah yang hanya tinggal dengan kedua anak-anaknya yang masih belum cukup dewasa. Hampir satu jam, politisi Senayan ini bertandang ke rumah yang ukurannya tak lebih dari 60m2 tersebut.

Politisi kelahiran Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar itu juga menyempatkan diri untuk menyusuri satu persatu ruangan rumah kontrakan milik Mas Suti tersebut. Karena segala keterbatasan, rumah kontrakan tersebut terlihat kotor dan pengap.

“Saya lihat rumah kontrakannya masih kotor dan harus ada perbaikan sedikit-saya. Saya akan minta ijin kirim tukang untuk bisa berbenah. Rekan-rekan wartawan lainnya saya ajak juga turut membantu membersihkan rumah Mas Suti, ” papar dia.

Dalam kesempatan ini, Paryono memberikan bingkisan untuk kebutuhan sehari-hari dan sejumlah uang untuk bisa meringankan beban hidupnya. Ia juga mengajak semua element, baik sesama baju media, baik melalui Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Pemerintah Kabupaten Karanganyar ataupun element organisasi lain untuk bisa membantu terhadap sesama.

“Ini sebagai wujud kepedulian kita terhadap sesama. Kita tidak pernah tau, bagaimana nasib kita ke depan. Mumpung masih diberi kesehatan dan kesempatan, mari kita sama-sama peduli dengan mereka yang membutuhkan, ” imbuh Paryono.

Koordinator Forum Jurnalis Karanganyar (FJK) Beny Suryono mengakui, hingga saat ini PWI belum turun tangan untuk membantu langsung salah satu wartawan senior di Karanganyar. Hal ini katrena PWI belum mendapatkan laporan soal kondisi kesehatan Mas Suti. Dia berterima kasih banyak kepada Paryono yang datang dan membantu meringankan. “Sekarang ini FJK sedang mengusahakan bantuan berupa kursi roda untuk Mas Suti. Karena melihat kondisi Mas Suti seharusnya berobat, namun tidak mau,” kata Beny.

Secara pribadi dan FJK, Beny mengaku sudah mengusahakan agar Mas Suti mendapatkan pengobatan gratis di PKU Muhammadiyah Karanganyar dan berhasil. Hanya saja, sering kali jika tidak dipaksa, Mas Suti enggan untuk diajak berobat. “Kadang harus dipaksa. Alhamdulillah untuk pengobatan Mas Suti di PKU Gratis alias tidak banyar, ” tutupnya (harun)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here