Kulonprogo – Bupati Kulon Progo Agung Setyawan secara resmi meluncurkan Desa Edu Wisata Nglinggo yang berlokasi di Kalurahan Pagerharjo, Kapanewon Samigaluh, Minggu (29/6). Program ini bertujuan untuk memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat dan mengembangkan pariwisata berbasis potensi lokal.
Desa wisata tersebut merupakan hasil pendampingan Baitulmaal Muamalat (BMM) DIY yang mengusung konsep pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan keterampilan dan kualitas produk lokal.
Empat destinasi edu wisata unggulan yang ditawarkan yakni proses pembuatan gula aren, teh sangrai, kopi Nglinggo, dan es krim susu kambing etawa. Wisatawan dapat terlibat langsung dalam proses produksi serta menikmati panorama alam dan kesenian lokal seperti Tari Lengger Tapeng.
Selain menyambut baik dan mengapresiasi program ini, Agung juga menyatakan akan menjadikan konsep ini sebagai percontohan untuk diterapkan di wilayah lain di Kulon Progo. “Program serupa akan kami kembangkan di Girimulyo dan Kalibawang,” ujarnya.
Direktur Penghimpunan Program dan Jaringan BMM DIY, Betsy E. Jiesral, menjelaskan bahwa pendampingan difokuskan pada peningkatan kualitas dan kuantitas produk UMKM agar mampu bersaing di pasar yang lebih luas. “Empat produk ini kami integrasikan sebagai destinasi edu wisata,” katanya.
Sejak pendampingan berjalan, kunjungan wisata dan penjualan produk lokal meningkat signifikan. Salah satu perajin gula aren, Agtha Budi Rahayu, mengaku permintaan meningkat tajam. “Bahkan kami sempat menolak pesanan 1 ton gula aren per bulan dari Jepang karena belum sanggup memenuhinya,” ungkapnya.
Desa Nglinggo sendiri berada di wilayah Samigaluh yang termasuk dalam kawasan penyangga Destinasi Wisata Super Prioritas Borobudur atau “segitiga emas” pariwisata. Pemerintah berharap potensi desa terus dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
