Jogja – Fotografer Regina Safri berhasil menerbitkan buku ketujuhnya. Buku berjudul “HOPE” ini tak jauh-jauh dari tema konservasi. Karya perempuan yang akrab disapa Rere pun ditampilkan di pameran foto dengan tajuk yang sama “HOPE”.
Sebelumnya, ia telah menerbitkan buku bertema konservasi seperti “Orangutan Rhyme and Blues” (2012) dan “Before it’s too Late” (2019).
Berkerja sama dengan Pewarta Foto Indonesia Yogyakarta (PFI Jogja), pameran digelar di Dhongso Mie Ayam Bakso di Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (26/6).
Pameran foto akan berlangsung 25 Juni sampai 5 Juli 2024. Pembukaan pameran foto juga diisi dengan diskusi buku. Rere dan Andi Ari Setiadi dari Gueari Galeri sebagai pembicara dimoderatori Wawan H Prabowo.
“Buku Hope saya roadshow-kan di 16 kota. Jogja adalah kota ke sembilan,” kata Rere yang sempat menjadi fotografer jurnalistik di Kantor Berita Antara 2005 hingga 2016 ini.
Rere mengatakan road show 16 kota ini merupakan komitmen pribadinya.
“Untuk campaign karena buku foto yang saya bawa ini adalah konservasi tentang kondisi hutan kita. Terutama hutan di Sumatera dan isinya,” ujarnya.
Melalui road show dan pameran foto, alumni S2 Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia ini berharap bisa menyebarkan virus kepedulian terhadap alam.
“Berusaha menularkan virus-virus peduli terhadap alam kita,” jelasnya.
Selain Yogyakarta, road show juga digelar di Aceh, Bali, Bandung, Bekasi, Bogor, Cirebon, Jakarta, Kuningan, Lampung, Malang, Medan, Purwokerto, Solo, hingga Surabaya.
“Besok saya langsung ke Solo, Malang, dan Bali untuk menyelesaikan misi saya,” jelasnya.
Ketua PFI Jogja Andreas Fitri Atmoko mengatakan pameran foto seperti ini sebagai upaya menjaga konsistensi dan mengapresiasi kerja-kerja jurnalistik para foto jurnalis.
“PFI Yogyakarta senantiasa secara penuh mendukung para jurnalis ‘Memberi suara kepada yang tak bersuara’ dengan kacamata foto jurnalistik,” katanya.
Lanjut Andre, dari buku foto ini, tergambar betapa pentingnya peran menjaga kelestarian alam.
“Melalui cerita-cerita yang menginspirasi, Hope menggambarkan betapa pentingnya peran kita dalam menjaga kelestarian alam dan menciptakan hubungan simbiosis yang seimbang
di antara semua makhluk hidup,” jelasnya.
Andre mengatakan tak banyak foto jurnalis yang mengabadikan kehidupan jurnalistiknya dengan pendekatan lingkungan sesungguhnya.
“Rere mewakafkan potensi dirinya dalam menyuarakan jeritan fauna dan flora Indonesia, yang sejatinya adalah juga penderitaan kita,” tegasnya.
“Buku HOPE bisa menjadi materi pembelajaran bagi para jurnalis untuk merespons peristiwa lingkungan hidup,” pungkasnya.